SITI NURWATIN GEOGRAPHY
Kamis, 17 Januari 2013
DUNIA PENDIDIKAN
TARGET AWAL : KULIAH, KERJA, NIKAH,......
TANGGAL 13 JULI 2007 SAMPAI 16 JULI 2011, menurut kalender pendidikan tepatnya 3 1/4 tahun, lumayan lama, tapi inilah : PERJALANAN KULIAH, yang penuh dengan rasa bumbu-bumbu makan ada pahit, asam, asin, dan manis, sehingga menjadi makanan yang menyenangkan, lulus kuliah mau kemana nih????....he..he..
TANGGAL 28 AGUSTUS 2011, mulai melangkahkan kaki di dunia pendidikan yang penuh persaingan, langkah kaki ini terhenti di SMP, sekolah pertama yang percaya dengan kemampuan yang aku miliki,...dan aku masih ingat pada saat diterima jadi guru Tugas pertama yang di berikan adala....bukan mengajar, juga bukan buat perangkat kelas tetapi membantu persiapan akreditasi sekolah, dan pada saat itu tugasku yang pertama bukan datang ke sekolah tapi datang ke lapangan untuk berdampingan dengan anak-anak yang sama sekali belum saya kenal untuk mengikuti kegitan gerak jalan...sungguh aneh tapi kenyataannya. dari sinilah semua jalan terbuka hingga aku melangkah ke selanjutnya....
selanjutnya aku juga dapat panggilan kerja yang begitu menjanjikan akan kemakmurannya dan terpenuhi 24 jam, namun kenyaataannya aku tak sanggup memenuhi syarat yang di ajukan oleh sekolah itu sehingga saya cukup 1 sekolah tidak bercabang lagi.....kemudian jarak 3 bulan aku dapat panggilan kerja di Sebuah sekolah dasar yang sudah tidak asing lagi bagiku, bahkan saya sudah mmengenal sekolah itu sejak tahun 2007 pada waktu aku memulai melihat dunia pendidikan tepatnya saat sudah dinyatakan diterima di Universitas ternama di Surabaya (UNESA)
sebenarnya, sekolah ini memang tidak cocok dengan bidang yang saya tempuh,Kepala Sekolah SD ini juga menyarankan untuk tidak berada di Lingkungan Sd, tetapi karena dorongan dan semangat teman2 yang tinggi kepadku sehingga membuat aku muncul kembali di SD ini. mulai dari telepon singkat dari kepala SD dengan wakil kepala SMP ini, yang berbica tentang waktu dan jam sekolah yang aku terima, akhirnya timbullah kesepakatan itu...
kemudian aku meminta izin kepada kepala SMP dan beliau mengijinkan aku untuk mengajar di 2 tempat, dan sampai sekaranglah hal itu aku lakasanakan dan masih banyak pengalaman yang terjadi di dalam dunia pendidikan ini....
Sudah lulus kuliah, sudah kerja, akhirnya target yang ketiga tercapai yaitu Menikah, setiap orang pasti menggu hal ini untuk mengakhiri masa lajangnya. saya menikah tepatnya tanggal 16 05 12.
Jumat, 21 Desember 2012
PUISI KARYA SISWA SDI NABAWI KEDUNGADEM
BUNDA
BUNDA….
AKU ADALAH KEAJAIBAN BAGIMU
AKU ADALAH ANUGRAH TERINDAHMU
CAHAYA MATAKU TERANGI ISTANAMU
BUNDA….
TINGKAHKU ADALAH TAWAMU
SENYUMKU BANGKITKAN SEMANGATMU
SUARA KECILKU MELULUH LANTAKKAN KEEGOISANMU
BUNDA….
KASIHMU SEPERTI UDARA
YANG BERIKAN NAFAS PADA JIWA
HANTARKAN CINTA DALAM DARAHKU
BUNDA….
CINTAMU SEPERTI AIR
YANG TETAP BERTAHAN DAN TERUS MENGALIR
MENGIKIS KERAS DUNIA DAN MEMBIARKANNYA CAIR
BUNDA….
DI DADAMU KURANGI MIMPIKU
KUSANDARKAN CITAKU
TERUS DAN TERUSLAH BERJUANG
DEMI AKU BUAH HATIMU
BUNDA ….
TRIMA KASIH
UNTUK BELAIANMU
UNTUK DEKAPANMU
UNTUK CINTA DAN KASIHMU
Jumat, 29 April 2011
PRODUKSI PADI
PRODUKSI PADI DI KABUPATEN BOJONEGORO UNTUK TAHUN 2011 SANGAT JATUH, HAL INI DI AKIBATKAN OLEH WERENG YANG MENGGANGGU. KERESAHAN SEORANG PETANI KECIL YANG INGIN SEMUA HASIL TANAMNYA BERKUALIAS. NAMUN SEMUA ITU TINGGAL HARAPAN....PEMERINTAH KOTA BELUM MEMBERIKAN SOLUSI UNTUK MEMBANTU PARA PETANI KECIL....JIKA HASIL PANEN TIDAK MEMUNGKIN TERUS BAGAIMANA KEHIDUPANYA KELAK?,,,MAU MAKAN APAKAH MEREKA?,,,,KESEDIHAN DAN KE KHAWATIRAN INI MENGHANTUI HIDUP MEREKA. SALAH SATU CONTOH DI DESA KEPOH KIDUL....YANG MENGALAMI KASUS YANG SAMA MENANAM PADI DI SERANG WERENG....TAK ADA HASIL...PADI TAK BERBUAH,KEMUDIAN PADI YANG TIDAK BERBUAH...DI JADIKAN MAKANAN TERNAK....KEMUDIAN DIOLAH LAGI....DITANAMAI LAGI...HASILNYA MASIH SAJA TETAP SAMA TIDAK BERBUAH,,,,SAMPAI BEBERAPA KALI HAL INI DILAKUKAN....SUNGGUH ALAM SUDAH TIDDAK BERSAHABAT LAGI....USAHA YANG KINI DAPAT DILAKUKAN TIDAK LAGI, BIAYA JUGA SUDAH BANYAK...NAMUN HASILNYA...CUMA SEBUAH HARAPAN.
TAHUN SEBELUMNYA PADI MASIH TERUS MENINGKAT NAMUN DI TAHUN 2011 TURUN DRASTIS....SEMOGA KITA SEMUA BISA MEMBANTU DENGAN DOA ATAUPUN DENGAN ULURAN TANGAN..... SEMOGA HAL INI TAK TERJADI PADA TANAM TAHAP KEDUA YANG BERLANGSUNG SAAT INI....
TAHUN SEBELUMNYA PADI MASIH TERUS MENINGKAT NAMUN DI TAHUN 2011 TURUN DRASTIS....SEMOGA KITA SEMUA BISA MEMBANTU DENGAN DOA ATAUPUN DENGAN ULURAN TANGAN..... SEMOGA HAL INI TAK TERJADI PADA TANAM TAHAP KEDUA YANG BERLANGSUNG SAAT INI....
Rabu, 09 Juni 2010
motivation
“Otak manusia begitu tampak mempesona dengan jutaan kumparan yang berkelip membentuk pola tertentu, pola yang penuh arti dan tak kunjung diam, terdiri dari perubahan-perubahan yang harmoni dari pola-pola yang lebih kecil. Bagai galaksi Bimasakti memasuki suatu kosmik yang berdansa” dikutip dari :Sir Charles Sherringgon.
“Demi massa sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang berimandan melekukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran, dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran.”(QS.Al Ashr:1-3)
“Demi massa sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali mereka yang berimandan melekukan amal kebaikan, saling menasehati supaya mengikuti kebenaran, dan saling menasehati supaya mengamalkan kesabaran.”(QS.Al Ashr:1-3)
Senin, 15 Maret 2010
Geografi Regional Dunia
DAMPAK PEMBALAKAN LIAR HUTAN JATI TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT
DI KABUPATEN BOJONEGORO
OLEH :
SITINURWATIN
074274005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita. Hutan menghasilkan nair dan oksigen sebagi komponen yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan bagi masyarakat harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan tetap dapat dimanfaatkan secra adil dan berkelanjutan.
Pada buku rekor dunia edisi tahun 2008 pemasukan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penghancuran hutan tercepat diantara negara-negara yang memiliki 90 % dari sisa hutan di Indonesia. Dalam setiap jamnya hutan Indonesia telah hancur dalam luasan 300 kali luas lapangan sepak bola. Akibat besarnya laju kerusakan hutan tersebut Indonesia telah kehilangan ¾ bagian dari kawasan hutan alamnya (sekitar 72 %) dari jumlah tersebut 40 %nya telah hilang dan salah satu penyebab kerusakan hutan yang maha dahsyat ini adalah adanya praktek penebangan ilegal. Berdasarkan hasil citra Landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan, penebangan hutan di Indonesia menjadi tidak terkendali, padahal departemen kehutanan telah menurunkan jatah tebang tahunan (jumlah yang boleh ditebang oleh pengusaha hutan).
Daerah Bojonegoro merupakan wilayah dari Jawa Timur yang mempunyai permasalahan yang amat pellik mengenai hutan. kabupaten Bojonegoro yang pernah dikenal sebagai hutan jati di Jawa Timur kini berubah menjadi kawasan gersang dengan udara yang panas yang memeras keringat bahkan batang-batang pohon jati itupun tidak menciptakan suasana hutan yang tidak wajar. Selain karena tidak teratur letaknya juga karena umurnya yang terlalu muda. Puluhan warga yang menjarah kayu jati yang berumur dua tahun bertempat tinggal di sekitar lokasi hutan. predikat sebagai kota jati untuk kabupaten Bojonegoro sebenarnya sudah tidak layak lagi, meskipun masih memiliki hutan jati terluas di Jawa Timur.
Sumber : situs web resmi: www.bojonegoro.go.id
Menurut laporan PT. Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH Bojonegoro luas hutan produksi kayu jati tinggal 26.160 hektar, hutan jati yang sudah produktif 17.280 hektar. Kerugian yang dialami PT. Perhutani akibat pencurian kayu meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana yang kita ketahuia pada masa lalu pengelolaan hutan kurang memperhatikan manaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterpaduan, dan keterbukaan. Pada masa itu pengelolaan hutan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberikan konsesi kepada kelompok keonglomerat yang kemudian diharapkan dapat memberikan trickle down effect kepada seluruh masyarakat.
Hasil hutan dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari diantaranya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan yang berupa ukir-ukiran, mebel, dan lain sebagainya. Saat ini dalam skala kecil maupun besar, kawasan hutan masih mendapat tekanan dari kegiatan perambahan hutan, penebangan liar, dan pembakaran hutan yang masih juga terjadi. Desakan ekonomi, masyarakat yang belum paham, dan kerusakan yang mempunyai modal untuk merusak alam merupakan beberapa faktor pemicu kerusakan hutan dan kegiatan ilegal logging. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibtkan pengambilan hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan musim hutan. perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan ke arah fungsi ekonomi dengan mengabaikkan fungsi sosial dan fungsi ekologis. Salah satu faktor input adalah kondisi Sumber Daya Manusia, yang dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya. Kualitas SDM menjadi salah satu faktor penentu daya saing daerah. Lebih dari separuh penduduk di Bojonegoro hanya mengenyam pendidikan setingkat SD mayoritas adalah petani.
Menurut, Gubernur Jatim Imam Utomo, yang melihat langsung lokasi kawasan hutan jati bekas penjarahan secara liar di Desa Jono, Kec. Temayang, Penjarahan kayu jati yang melibatkan ribuan warga di kawasan hutan jati di Bojonegoro, harus dicegah. Pertimbangannya, penjarahan tersebut terjadi bukan karena rakyat lapar kemudian menjarah, tetapi karena faktor tertentu yang mempengaruhi dan menjadikan rakyat nekat menjarah secara membabi buta serta tetap berkeyakinan bahwa faktor terjadinya penjarahan secara liar tersebut bukan karena rakyat tak bisa makan.
Sumber :http://4.bp.blogspot.com/_0HNN3lZMIE/R2pfPWAaRmI/AAAAAAAAAA8/aZmXAs0CAKU/s400/Jati+Cepu.JPG
Secara geografis Kabupaten Bojonegoro terletak 111025 – 112009’’ BT dan 6059’ dan 7037’. Memiliki luas wilayah 230.706 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 1.176.386 jiwa merupakan bagian dari wilayah Jawa Timur dengan jarak ± 110 km dari ibu kota Propinsi Jawa Timur. Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran tinggi di sepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat. Sebanyak 40,15 % merupakan hutan negara, sedangkan yang digunakan sebagai sawah tercatat sekitar 32,58%.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di Bojonegoro?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di Bojonegoro.
D. Manfaat
Dapat mengetahui dampak dari pembalakan liar terhadap perekonomian masyarakat dan memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya keberadaan hutan jati di Bojonegoro bagi kelangsungan hidup manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Hutan Yang Sangat Penting Bagi Kehidupan
Hutan Jati adalah sejenis hutan yang dominan ditumbuhi oleh pohon jati (Tectona grandis). Di Indonesia, hutan jati terutama di dapati di Jawa. Akan tetapi kini juga telah menyebar ke berbagai daerah seperti di pulau-pulau Muna, Sumbawa, Flores dan lain-lain. Hutan jati merupakan hutan yang tertua pengelolaannya di Jawa dan juga di Indonesia, dan salah satu jenis hutan yang terbaik pengelolaannya.
Masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan Perhutani ikut menjarah lahan Perhutani dengan melibatkan sejumlah aparat negara. Masyarakat desa hutan perlu memperoleh dana secara cepat setelah tertimpa krisis ekonomi pada 1997. Sementara itu, pembeli kayu jati terus meningkat dan membutuhkan kayu jati dalam jumlah sangat besar. Industri mebel kayu di Jawa pada saat itu juga sedang melesat perkembangannya. Dan, industri ini cukup banyak menggunakan jati untuk hasil produksinya. Beberapa rimbawan bahkan berpandangan bahwa penjarahan itu mencerminkan puncak pertentangan antara masyarakat desa hutan dan perum. Masyarakat desa hutan sudah lama merasa tidak lagi leluasa untuk memasuki hutan. Padahal kehidupan mereka tidak terpisahkan dari pemanfaatan hutan jati itu. Ketika pengawasan terhadap hutan negara melonggar saat krisis ekonomi menimpa Indonesia, para penjarah hutan siapa pun mereka memanfaatkan kesempatan.
Pengambilan kayu dari hutan jati di Jawa tidak diimbangi oleh kecepatan hutan jati untuk tumbuh berkembang. Satu pohon jati itu membutuhkan sekurang-kurangnya belasan tahun untuk tumbuh sebelum penebangan. orang-orang Indonesia telah berpaling ke lahan-lahan hutan untuk memperoleh uang secara mudah baik untuk sekedar menyambung hidup, maupun untuk memperoleh keuntungan besar secara cepat. Namun, kehancuran hutan ternyata telah berbalik membawa kerugian dan kesengsaraan berlipat pada penduduk negeri ini sendiri. Dalam tahun-tahun belakangan ini, sejumlah bencana alam, seperti erosi tanah secara luas, banjir yang lebih besar, dan lahan rusak, semakin sering terjadi di Indonesia, termasuk di Pulau Jawa. Boleh jadi, ini akibat langsung dan tak langsung dari mengabaikan fungsi-fungsi non-ekonomis hutan.
Dalam hal ini hutan yang ada telah menjadi sasaran setiap masyarakat sebagai pemenuh kebutuhan ekonominya, mereka hanya memperhatikan kepentingan ekonomi daripada kelestarian hutan. Lahan hutan negara yang telah dibebaskan dianggap sebagai miliknya, dijadikan sebagai lahan pertanian ataupun perkebunan. Hasil jarahan hutan jati tersebut digunakan untuk usaha sampingan berupa kerajinan dari kayu. Menurut Atlan, Bupati Bojonegoro, Pencegahan penjarahan secara liar akan dilakukan dengan membuat kesepakatan seluruh jajaran Muspida. Intinya, penegakan hukum dan HAM serta harus secepatnya dilakukan.Kesepakatannya, siapa pun yang terlibat atau melanggar HAM terkait aksi penjarahan, harus ditindak. Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan itu langkah tersebut harus disosialisasikan ke masyarakat dan dijadikan acuan guna mencegah penjarahan yang sudah tidak terkendali ini. Kapolwil Bojonegoro, Komisaris Besar Pol Sutjiptadi menyatakan, pengamanan hutanjati di Bojonegoro yang dilakukan polisi tidak setengah-setengah. Pencegahan penjarahan tetap dilakukan polisi. Tetapi mengingat luasnya kawasan hutan jati yang masuk wilayah Polwil Bojonegoro, termasuk Tuban, Jatirogo, dan Bojonegoro,pola pengamanan hanya mencegah di titik-titik rawan penjarahan secara massal.Untuk mengatasinya diperlukan adanya kesepahaman dari seluruh stake holder tentang hutan Indonesia.
Sumber : Situs web resmi: www.bojonegoro.go.id
B. Pemanfaatan Hasil Hutan Untuk Menambah Pengahasilan Selain Dari Hasil Pertanian
Mayoritas masyarakat Bojonegoro bermata pencaharian sebagai petani. Namun, disamping itu sejumlah masyarakat bergerak di bidang perdagangan yakni menjual hasil kerajinan dari hutan. Biasanya para pengrajin ini berasal dari petani gurem yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Mereka menjadi buruh sebagai pengrajin untuk menambah penghasilan. Adapun sebagian masyarakat yang sering melakukan aksi pembalakan liar sebagai pemenuh kebutuhan. Anggapan mereka bahwa hutan tersebut merupakan hutan miliknya yang merupakan warisan dari nenek moyangnya. Kegiatan penebangan hutan yanng dilakukan tidak diimbangi oleh reboisasi sedangkan penebangan hutan secara liar terus berkelanjutan. Hasil dari penjarahan hutan tersebut digunakan masyarakat untuk berbagai kerajinan, diantaranya :
1. Kerajinan Mebel Kayu Jati
Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi zaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur. Adapun daerah-daerah yang terkenal sebagai industri mebel yaitu diantaranya Sukorejo dan Temayang. Apa yang membedakan mebel Bojonegoro dengan mebel yang lain, mebel Bojonegoro dibuat dari kayu-kayu jati asli dan memiliki umur yang bisa di bilang sudah cukup tua, dengan menggukan kayu yang tua maka hasil mebelnya dan ukirannya akan sangat indah sehingga memberikan corak yang khas.
Sumber : http://www.bojonegoro.go.id/baru/images/kerajinanrakyat.jpg
2. Kerajinan Bubut - Cukit
Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci, penghias interior.
Sumber : http://www.bojonegoro.go.id/baru/images/macam_bubut.jpg
3. Kerajinan Limbah Kayu
Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.
Sumber : http://www.bojonegoro.go.id/baru/images/kerajinanrakyat.jpg
Menurut Sujatmiko,Pencurian Kayu Jati Di Bojonegoro Belum Bisa Dihentikan Kesatuan Pemangkuan Hutan Perhutani Bojonegoro menemukan beberapa tempat pasar kayu jati ilegal., Perhutani menduga kayu tersebut hasil curian dari hutan jati di Bojonegoro. Harmono, Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (HPH) Perhutani Bojonegoro mengatakan, pihaknya menemukan beberapa lokasi pasar kayu ilegal, antara lainnya di Desa Pancar, Kecamatan Temayang, Desa Megaleh Kecamatan Kedungadem dan di Desa Kacangan, Kecamatan Tambahrejo.Tiga lokasi yang digunakan untuk bursa pasar kayu gelap tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun. Biasanya kayu yang dijual berupa batangan dan kayu setengah olahan dengan harga di bawah standar.
Dalam satu tahun terakhir ini kasus pencurian kayu jati di Bojonegoro terus membengkak. Bahkan saat Bupati Bojonegoro Suyoto menjenguk Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro beberapa waktu lalu menemukan 50 persen tahanan dan narapidana di LP Bojonegoro ditahan karena kasus pencurian kayu. Untuk menekan angka kasus ilegal logging di Bojonegoro, tahun ini Suyoto akan menganggarkan dana 5 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Bojonegoro senilai Rp 889 miliar lebih.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahawa dampak pembalakan liar hutan jati di Bojonegoro terhadap perekonomian masyarakat mempunyai dampak negatif dan positif. Dampak negatifnya yaitu hilangnya sebagian areal hutan jati yang ada di Bojonegoro, terjadi pembukaan lahan secara ilegal, dan munculnya berbagai tindak kriminalitas. Dampak positifnya antara lain dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat yang berupa kerajinan dari hasil kayu jati, meningkatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sebagai pengrajin ukir kayu jati, menambah penghasilan masyarakat selain dari bertani, meningkatkan produktifitas dan kreatifitas masyarakat.
Usaha pembalakan liar yang dilakukan oleh masyarakat perlu penanganan yang serius agar lahan hutan tidak semakin berkurang. Diperlukan adanya penjagaan massal di sekitar hutan agar tidak terjadi pembalakan liar oleh Polwil Bojonegoro. Aktifitas penggalakan penanaman kembali hutan jati di Bojonegoro oleh segenap masyrakat dan pemerintah daerah setempat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
DAFTAR PUSTAKA
http://ngasem-bojonegoro.blogspot.com/2008/07/hutan-jati_23.html
Situs web resmi: www.bojonegoro.go.id
Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur, http://id.wikipedia.org/wiki/hutan_jati
Ilegal loging penyebab terbesar keerusakan hutan Indonesia, Desember 20, 2007 Heru CN - Tempo News Room
DI KABUPATEN BOJONEGORO
OLEH :
SITINURWATIN
074274005
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita. Hutan menghasilkan nair dan oksigen sebagi komponen yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan bagi masyarakat harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan tetap dapat dimanfaatkan secra adil dan berkelanjutan.
Pada buku rekor dunia edisi tahun 2008 pemasukan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penghancuran hutan tercepat diantara negara-negara yang memiliki 90 % dari sisa hutan di Indonesia. Dalam setiap jamnya hutan Indonesia telah hancur dalam luasan 300 kali luas lapangan sepak bola. Akibat besarnya laju kerusakan hutan tersebut Indonesia telah kehilangan ¾ bagian dari kawasan hutan alamnya (sekitar 72 %) dari jumlah tersebut 40 %nya telah hilang dan salah satu penyebab kerusakan hutan yang maha dahsyat ini adalah adanya praktek penebangan ilegal. Berdasarkan hasil citra Landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan, penebangan hutan di Indonesia menjadi tidak terkendali, padahal departemen kehutanan telah menurunkan jatah tebang tahunan (jumlah yang boleh ditebang oleh pengusaha hutan).
Daerah Bojonegoro merupakan wilayah dari Jawa Timur yang mempunyai permasalahan yang amat pellik mengenai hutan. kabupaten Bojonegoro yang pernah dikenal sebagai hutan jati di Jawa Timur kini berubah menjadi kawasan gersang dengan udara yang panas yang memeras keringat bahkan batang-batang pohon jati itupun tidak menciptakan suasana hutan yang tidak wajar. Selain karena tidak teratur letaknya juga karena umurnya yang terlalu muda. Puluhan warga yang menjarah kayu jati yang berumur dua tahun bertempat tinggal di sekitar lokasi hutan. predikat sebagai kota jati untuk kabupaten Bojonegoro sebenarnya sudah tidak layak lagi, meskipun masih memiliki hutan jati terluas di Jawa Timur.
Sumber : situs web resmi: www.bojonegoro.go.id
Menurut laporan PT. Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH Bojonegoro luas hutan produksi kayu jati tinggal 26.160 hektar, hutan jati yang sudah produktif 17.280 hektar. Kerugian yang dialami PT. Perhutani akibat pencurian kayu meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana yang kita ketahuia pada masa lalu pengelolaan hutan kurang memperhatikan manaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterpaduan, dan keterbukaan. Pada masa itu pengelolaan hutan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberikan konsesi kepada kelompok keonglomerat yang kemudian diharapkan dapat memberikan trickle down effect kepada seluruh masyarakat.
Hasil hutan dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari diantaranya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan yang berupa ukir-ukiran, mebel, dan lain sebagainya. Saat ini dalam skala kecil maupun besar, kawasan hutan masih mendapat tekanan dari kegiatan perambahan hutan, penebangan liar, dan pembakaran hutan yang masih juga terjadi. Desakan ekonomi, masyarakat yang belum paham, dan kerusakan yang mempunyai modal untuk merusak alam merupakan beberapa faktor pemicu kerusakan hutan dan kegiatan ilegal logging. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibtkan pengambilan hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan musim hutan. perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan ke arah fungsi ekonomi dengan mengabaikkan fungsi sosial dan fungsi ekologis. Salah satu faktor input adalah kondisi Sumber Daya Manusia, yang dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya. Kualitas SDM menjadi salah satu faktor penentu daya saing daerah. Lebih dari separuh penduduk di Bojonegoro hanya mengenyam pendidikan setingkat SD mayoritas adalah petani.
Menurut, Gubernur Jatim Imam Utomo, yang melihat langsung lokasi kawasan hutan jati bekas penjarahan secara liar di Desa Jono, Kec. Temayang, Penjarahan kayu jati yang melibatkan ribuan warga di kawasan hutan jati di Bojonegoro, harus dicegah. Pertimbangannya, penjarahan tersebut terjadi bukan karena rakyat lapar kemudian menjarah, tetapi karena faktor tertentu yang mempengaruhi dan menjadikan rakyat nekat menjarah secara membabi buta serta tetap berkeyakinan bahwa faktor terjadinya penjarahan secara liar tersebut bukan karena rakyat tak bisa makan.
Sumber :http://4.bp.blogspot.com/_0HNN3lZMIE/R2pfPWAaRmI/AAAAAAAAAA8/aZmXAs0CAKU/s400/Jati+Cepu.JPG
Secara geografis Kabupaten Bojonegoro terletak 111025 – 112009’’ BT dan 6059’ dan 7037’. Memiliki luas wilayah 230.706 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 1.176.386 jiwa merupakan bagian dari wilayah Jawa Timur dengan jarak ± 110 km dari ibu kota Propinsi Jawa Timur. Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran tinggi di sepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat. Sebanyak 40,15 % merupakan hutan negara, sedangkan yang digunakan sebagai sawah tercatat sekitar 32,58%.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di Bojonegoro?
C. Tujuan
Untuk mengetahui dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di Bojonegoro.
D. Manfaat
Dapat mengetahui dampak dari pembalakan liar terhadap perekonomian masyarakat dan memberikan wawasan kepada masyarakat mengenai pentingnya keberadaan hutan jati di Bojonegoro bagi kelangsungan hidup manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Peranan Hutan Yang Sangat Penting Bagi Kehidupan
Hutan Jati adalah sejenis hutan yang dominan ditumbuhi oleh pohon jati (Tectona grandis). Di Indonesia, hutan jati terutama di dapati di Jawa. Akan tetapi kini juga telah menyebar ke berbagai daerah seperti di pulau-pulau Muna, Sumbawa, Flores dan lain-lain. Hutan jati merupakan hutan yang tertua pengelolaannya di Jawa dan juga di Indonesia, dan salah satu jenis hutan yang terbaik pengelolaannya.
Masyarakat yang hidup di dalam dan sekitar kawasan Perhutani ikut menjarah lahan Perhutani dengan melibatkan sejumlah aparat negara. Masyarakat desa hutan perlu memperoleh dana secara cepat setelah tertimpa krisis ekonomi pada 1997. Sementara itu, pembeli kayu jati terus meningkat dan membutuhkan kayu jati dalam jumlah sangat besar. Industri mebel kayu di Jawa pada saat itu juga sedang melesat perkembangannya. Dan, industri ini cukup banyak menggunakan jati untuk hasil produksinya. Beberapa rimbawan bahkan berpandangan bahwa penjarahan itu mencerminkan puncak pertentangan antara masyarakat desa hutan dan perum. Masyarakat desa hutan sudah lama merasa tidak lagi leluasa untuk memasuki hutan. Padahal kehidupan mereka tidak terpisahkan dari pemanfaatan hutan jati itu. Ketika pengawasan terhadap hutan negara melonggar saat krisis ekonomi menimpa Indonesia, para penjarah hutan siapa pun mereka memanfaatkan kesempatan.
Pengambilan kayu dari hutan jati di Jawa tidak diimbangi oleh kecepatan hutan jati untuk tumbuh berkembang. Satu pohon jati itu membutuhkan sekurang-kurangnya belasan tahun untuk tumbuh sebelum penebangan. orang-orang Indonesia telah berpaling ke lahan-lahan hutan untuk memperoleh uang secara mudah baik untuk sekedar menyambung hidup, maupun untuk memperoleh keuntungan besar secara cepat. Namun, kehancuran hutan ternyata telah berbalik membawa kerugian dan kesengsaraan berlipat pada penduduk negeri ini sendiri. Dalam tahun-tahun belakangan ini, sejumlah bencana alam, seperti erosi tanah secara luas, banjir yang lebih besar, dan lahan rusak, semakin sering terjadi di Indonesia, termasuk di Pulau Jawa. Boleh jadi, ini akibat langsung dan tak langsung dari mengabaikan fungsi-fungsi non-ekonomis hutan.
Dalam hal ini hutan yang ada telah menjadi sasaran setiap masyarakat sebagai pemenuh kebutuhan ekonominya, mereka hanya memperhatikan kepentingan ekonomi daripada kelestarian hutan. Lahan hutan negara yang telah dibebaskan dianggap sebagai miliknya, dijadikan sebagai lahan pertanian ataupun perkebunan. Hasil jarahan hutan jati tersebut digunakan untuk usaha sampingan berupa kerajinan dari kayu. Menurut Atlan, Bupati Bojonegoro, Pencegahan penjarahan secara liar akan dilakukan dengan membuat kesepakatan seluruh jajaran Muspida. Intinya, penegakan hukum dan HAM serta harus secepatnya dilakukan.Kesepakatannya, siapa pun yang terlibat atau melanggar HAM terkait aksi penjarahan, harus ditindak. Selanjutnya, berdasarkan kesepakatan itu langkah tersebut harus disosialisasikan ke masyarakat dan dijadikan acuan guna mencegah penjarahan yang sudah tidak terkendali ini. Kapolwil Bojonegoro, Komisaris Besar Pol Sutjiptadi menyatakan, pengamanan hutanjati di Bojonegoro yang dilakukan polisi tidak setengah-setengah. Pencegahan penjarahan tetap dilakukan polisi. Tetapi mengingat luasnya kawasan hutan jati yang masuk wilayah Polwil Bojonegoro, termasuk Tuban, Jatirogo, dan Bojonegoro,pola pengamanan hanya mencegah di titik-titik rawan penjarahan secara massal.Untuk mengatasinya diperlukan adanya kesepahaman dari seluruh stake holder tentang hutan Indonesia.
Sumber : Situs web resmi: www.bojonegoro.go.id
B. Pemanfaatan Hasil Hutan Untuk Menambah Pengahasilan Selain Dari Hasil Pertanian
Mayoritas masyarakat Bojonegoro bermata pencaharian sebagai petani. Namun, disamping itu sejumlah masyarakat bergerak di bidang perdagangan yakni menjual hasil kerajinan dari hutan. Biasanya para pengrajin ini berasal dari petani gurem yang tidak memiliki pekerjaan yang tetap. Mereka menjadi buruh sebagai pengrajin untuk menambah penghasilan. Adapun sebagian masyarakat yang sering melakukan aksi pembalakan liar sebagai pemenuh kebutuhan. Anggapan mereka bahwa hutan tersebut merupakan hutan miliknya yang merupakan warisan dari nenek moyangnya. Kegiatan penebangan hutan yanng dilakukan tidak diimbangi oleh reboisasi sedangkan penebangan hutan secara liar terus berkelanjutan. Hasil dari penjarahan hutan tersebut digunakan masyarakat untuk berbagai kerajinan, diantaranya :
1. Kerajinan Mebel Kayu Jati
Produk unggulan ini telah lama dikenal dan berkualitas ekspor, karena Bojonegoro merupakan penghasil kayu jati berkualitas. Corak dan desain telah disesuaikan dengan situasi zaman, baik lemari, buffet, meja, kursi atau tempat tidur. Adapun daerah-daerah yang terkenal sebagai industri mebel yaitu diantaranya Sukorejo dan Temayang. Apa yang membedakan mebel Bojonegoro dengan mebel yang lain, mebel Bojonegoro dibuat dari kayu-kayu jati asli dan memiliki umur yang bisa di bilang sudah cukup tua, dengan menggukan kayu yang tua maka hasil mebelnya dan ukirannya akan sangat indah sehingga memberikan corak yang khas.
Sumber : http://www.bojonegoro.go.id/baru/images/kerajinanrakyat.jpg
2. Kerajinan Bubut - Cukit
Bentuk souvenir kayu jati khas Bojonegoro yang tetap menonjolkan guratan kayu jati. Penggarapannya dilakukan secara teliti dan detail, tapi tetap mempertimbangkan aspek estetika. Khususnya berupa miniatur mobil, sepeda motor, becak, kereta api, jam dinding atau guci, penghias interior.
Sumber : http://www.bojonegoro.go.id/baru/images/macam_bubut.jpg
3. Kerajinan Limbah Kayu
Kerajinan limbah kayu jati yang dibentuk menjadi karya seni dalam berbagai model sudah merambah pasar ekspor ke berbagai negara.
Sumber : http://www.bojonegoro.go.id/baru/images/kerajinanrakyat.jpg
Menurut Sujatmiko,Pencurian Kayu Jati Di Bojonegoro Belum Bisa Dihentikan Kesatuan Pemangkuan Hutan Perhutani Bojonegoro menemukan beberapa tempat pasar kayu jati ilegal., Perhutani menduga kayu tersebut hasil curian dari hutan jati di Bojonegoro. Harmono, Kepala Kesatuan Pemangkuan Hutan (HPH) Perhutani Bojonegoro mengatakan, pihaknya menemukan beberapa lokasi pasar kayu ilegal, antara lainnya di Desa Pancar, Kecamatan Temayang, Desa Megaleh Kecamatan Kedungadem dan di Desa Kacangan, Kecamatan Tambahrejo.Tiga lokasi yang digunakan untuk bursa pasar kayu gelap tersebut sudah berlangsung bertahun-tahun. Biasanya kayu yang dijual berupa batangan dan kayu setengah olahan dengan harga di bawah standar.
Dalam satu tahun terakhir ini kasus pencurian kayu jati di Bojonegoro terus membengkak. Bahkan saat Bupati Bojonegoro Suyoto menjenguk Lembaga Pemasyarakatan Bojonegoro beberapa waktu lalu menemukan 50 persen tahanan dan narapidana di LP Bojonegoro ditahan karena kasus pencurian kayu. Untuk menekan angka kasus ilegal logging di Bojonegoro, tahun ini Suyoto akan menganggarkan dana 5 persen dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Bojonegoro senilai Rp 889 miliar lebih.
BAB III
PENUTUP
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan bahawa dampak pembalakan liar hutan jati di Bojonegoro terhadap perekonomian masyarakat mempunyai dampak negatif dan positif. Dampak negatifnya yaitu hilangnya sebagian areal hutan jati yang ada di Bojonegoro, terjadi pembukaan lahan secara ilegal, dan munculnya berbagai tindak kriminalitas. Dampak positifnya antara lain dapat memenuhi kebutuhan ekonomi masyarakat yang berupa kerajinan dari hasil kayu jati, meningkatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sebagai pengrajin ukir kayu jati, menambah penghasilan masyarakat selain dari bertani, meningkatkan produktifitas dan kreatifitas masyarakat.
Usaha pembalakan liar yang dilakukan oleh masyarakat perlu penanganan yang serius agar lahan hutan tidak semakin berkurang. Diperlukan adanya penjagaan massal di sekitar hutan agar tidak terjadi pembalakan liar oleh Polwil Bojonegoro. Aktifitas penggalakan penanaman kembali hutan jati di Bojonegoro oleh segenap masyrakat dan pemerintah daerah setempat dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).
DAFTAR PUSTAKA
http://ngasem-bojonegoro.blogspot.com/2008/07/hutan-jati_23.html
Situs web resmi: www.bojonegoro.go.id
Hutan jati di Bojonegoro, Jawa Timur, http://id.wikipedia.org/wiki/hutan_jati
Ilegal loging penyebab terbesar keerusakan hutan Indonesia, Desember 20, 2007 Heru CN - Tempo News Room
proposal Skripsi
DAMPAK PEMBALAKAN LIAR HUTAN JATI TERHADAP PEREKONOMIAN MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGADEM, BOJONEGORO
PROPOSAL PENELITIAN
SITI NURWATIN
074274005
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis Kabupaten Bojonegoro terletak 111025 – 112009’’ BT dan 6059’ dan 7037’. Memiliki luas wilayah 230.706 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 1.176.386 jiwa merupakan bagian dari wilayah Jawa Timur dengan jarak ± 110 km dari ibu kota Propinsi Jawa Timur. Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran tinggi di sepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat. Sebanyak 40,15 % merupakan hutan negara, sedangkan yang digunakan sebagai sawah tercatat sekitar 32,58%. (Sumber : Situs web resmi: www.bojonegoro.go.id diakses pada 3 Maret 2010).
Daerah Bojonegoro merupakan wilayah dari Jawa Timur yang mempunyai permasalahan yang amat pelik mengenai hutan. kabupaten Bojonegoro yang pernah dikenal sebagai hutan jati di Jawa Timur kini berubah menjadi kawasan gersang dengan udara yang panas yang memeras keringat bahkan batang-batang pohon jati itu pun tidak menciptakan suasana hutan yang tidak wajar. Selain karena tidak teratur letaknya juga karena umurnya yang terlalu muda. Puluhan warga yang menjarah kayu jati yang berumur dua tahun bertempat tinggal di sekitar lokasi hutan. predikat sebagai kota jati untuk kabupaten Bojonegoro sebenarnya sudah tidak layak lagi, meskipun masih memiliki hutan jati terluas di Jawa Timur.
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita. Hutan menghasilkan nair dan oksigen sebagi komponen yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan bagi masyarakat harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan tetap dapat dimanfaatkan secra adil dan berkelanjutan.
Pada buku rekor dunia edisi tahun 2008 pemasukan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penghancuran hutan tercepat diantara negara-negara yang memiliki 90 % dari sisa hutan di Indonesia. Dalam setiap jamnya hutan Indonesia telah hancur dalam luasan 300 kali luas lapangan sepak bola. Akibat besarnya laju kerusakan hutan tersebut Indonesia telah kehilangan ¾ bagian dari kawasan hutan alamnya (sekitar 72 %) dari jumlah tersebut 40 %nya telah hilang dan salah satu penyebab kerusakan hutan yang maha dahsyat ini adalah adanya praktek penebangan ilegal. Berdasarkan hasil citra Landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan, penebangan hutan di Indonesia menjadi tidak terkendali, padahal departemen kehutanan telah menurunkan jatah tebang tahunan (jumlah yang boleh ditebang oleh pengusaha hutan).
Menurut laporan PT. Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH Bojonegoro luas hutan produksi kayu jati tinggal 26.160 hektar, hutan jati yang sudah produktif 17.280 hektar. Kerugian yang dialami PT. Perhutani akibat pencurian kayu meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana yang kita ketahuia pada masa lalu pengelolaan hutan kurang memperhatikan manaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterpaduan, dan keterbukaan. Pada masa itu pengelolaan hutan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberikan konsesi kepada kelompok keonglomerat yang kemudian diharapkan dapat memberikan trickle down effect kepada seluruh masyarakat.
Hasil hutan dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari diantaranya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan yang berupa ukir-ukiran, mebel, dan lain sebagainya. Saat ini dalam skala kecil maupun besar, kawasan hutan masih mendapat tekanan dari kegiatan perambahan hutan, penebangan liar, dan pembakaran hutan yang masih juga terjadi. Desakan ekonomi, masyarakat yang belum paham, dan kerusakan yang mempunyai modal untuk merusak alam merupakan beberapa faktor pemicu kerusakan hutan dan kegiatan ilegal logging. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan musim hutan. perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan ke arah fungsi ekonomi dengan mengabaikkan fungsi sosial dan fungsi ekologis. Salah satu faktor input adalah kondisi Sumber Daya Manusia, yang dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya. Kualitas SDM menjadi salah satu faktor penentu daya saing daerah. Lebih dari separuh penduduk di Bojonegoro hanya mengenyam pendidikan setingkat SD mayoritas adalah petani.
Daerah yang menjadi sasaran utama para penjarah terdapat pada desa Babat Kidul, Desa Malangbong, desa Boro, desa Meranu di kecamatan Kedungadem. Daerah tersebut sudah sering dijarah oleh warga sekitar bahkan warga di luar desa tersebut. Dampak dari pembalakan liar ini sangat dirasakan warga masyarakat, warga yang tidak ikut menjarah menjadi terlibat, bahkan ada yang terbunuh saat mencari kayu rencek di hutan (kompas,2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan beberapa masalah pokok, sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang menyebabkan warga sekitar hutan membalak secara liar?
2. Bagaimana dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di desa Bbat, Kec. Kedungadem,Bojonegoro?
3. Apakah jenis mata pencaharian masyarakat Desa Babat kecamatan Kedungadem, kabupaten Bojonegoro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan warga sekitar hutan membalak secara memberikan liar
2. Untuk mengetahui dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di desa Bbat, Kec. Kedungadem,Bojonegoro
3. Untuk mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat Desa Babat kecamatan Kedungadem, kabupaten Bojonegoro?
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan pembanguna dan kesejahteraan masyarakat.
b. Manfaat praktis
Dapat di gunakan sebagai sumbungan bagi pemerintah kota Bojonegoro untuk mengatasi pembalakan liar hutan jati yang membabi buta di desa babadt kecamatan Kedungandem, kabupaten Bojonegoro.
E. Variabel Penelitian
Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi fokus dalam penelitian, maka peneliti perlu mengungkapkan tentang ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini merupakan penjabaran dari variabel yang di gunakan dalam penelitian. Penjabaran variabel penelitian secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Jenis Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani
Masyarakat yang bekerja sebagai non petani, yang pada umumnya sebagai pegawai sangat kecil
2. Masyarakat petani
Buruh tani
Pengrajin kayu
Petani sawah
3. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
F. Definisi Operasional
1. Jenis Mata Pencaharian
Jenis pekerjaan atau kegiatan yang digeluti dan merupakan sumber penghasilan utama keluarga. Menurut badan pusat statistik jenis pekerjaan di bagi dalam 10 golongan yang terdiri atas 5 sektor lainya. Pembagian itu adalah ;
Sub sektor pertanian
1. Sub sektor pertanian tanaman pangan
2. Sub sektor perkebunan
3. Sub sektor perikanan
4. Sub sektor perikanan
5. Sub sektor pertanian lainnya
Sektor lainnya
6. Sekktor industri pengolahan
7. Sektor perdagangan
8. Sektor jasa
9. Sektor angkutan
10. Sektor lainnya
(BPS Surabay, Karakteristik Penduduk Indonesia, hasil sensus penduduk 2000, BPS Provinsi Jawa Timur)
2. Masyarakat petani
Masyarakat petani adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, dengan melakukan usaha pengolahan tanah untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah, pohon, dan lain-lain), agar memperoleh hasil dari tanaman tersebu.t untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.
(sumber http://wikipedia.org/wiki/petani diakses 3 Maret 2010)
Buruh taniadalah
Pengrajin kayu
Petani sawah
Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dalam mempersiapkan peserta didik melelui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan pendidikan di Indonesia. Dengan pendidikan di harapkan masyarakat dapt menjadi masyarakat yang berkualitas tinggi dan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.
PROPOSAL PENELITIAN
SITI NURWATIN
074274005
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
2010
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara geografis Kabupaten Bojonegoro terletak 111025 – 112009’’ BT dan 6059’ dan 7037’. Memiliki luas wilayah 230.706 ha, dengan jumlah penduduk sebesar 1.176.386 jiwa merupakan bagian dari wilayah Jawa Timur dengan jarak ± 110 km dari ibu kota Propinsi Jawa Timur. Topografi Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa di sepanjang daerah aliran sungai Bengawan Solo merupakan daerah dataran rendah, sedangkan di bagian selatan merupakan dataran tinggi di sepanjang kawasan Gunung Pandan, Kramat. Sebanyak 40,15 % merupakan hutan negara, sedangkan yang digunakan sebagai sawah tercatat sekitar 32,58%. (Sumber : Situs web resmi: www.bojonegoro.go.id diakses pada 3 Maret 2010).
Daerah Bojonegoro merupakan wilayah dari Jawa Timur yang mempunyai permasalahan yang amat pelik mengenai hutan. kabupaten Bojonegoro yang pernah dikenal sebagai hutan jati di Jawa Timur kini berubah menjadi kawasan gersang dengan udara yang panas yang memeras keringat bahkan batang-batang pohon jati itu pun tidak menciptakan suasana hutan yang tidak wajar. Selain karena tidak teratur letaknya juga karena umurnya yang terlalu muda. Puluhan warga yang menjarah kayu jati yang berumur dua tahun bertempat tinggal di sekitar lokasi hutan. predikat sebagai kota jati untuk kabupaten Bojonegoro sebenarnya sudah tidak layak lagi, meskipun masih memiliki hutan jati terluas di Jawa Timur.
Hutan merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sebagian rakyat Indonesia, karena hutan memberikan sumber kehidupan bagi kita. Hutan menghasilkan nair dan oksigen sebagi komponen yang sangat diperlukan bagi kehidupan umat manusia. Pengelolaan hutan bagi kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang perlu menjadi perhatian bersama baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Pemanfaatan nilai ekonomis hutan bagi masyarakat harus seimbang dengan upaya pelestarian lingkungan hidup sehingga hutan tetap dapat dimanfaatkan secra adil dan berkelanjutan.
Pada buku rekor dunia edisi tahun 2008 pemasukan Indonesia sebagai negara dengan tingkat penghancuran hutan tercepat diantara negara-negara yang memiliki 90 % dari sisa hutan di Indonesia. Dalam setiap jamnya hutan Indonesia telah hancur dalam luasan 300 kali luas lapangan sepak bola. Akibat besarnya laju kerusakan hutan tersebut Indonesia telah kehilangan ¾ bagian dari kawasan hutan alamnya (sekitar 72 %) dari jumlah tersebut 40 %nya telah hilang dan salah satu penyebab kerusakan hutan yang maha dahsyat ini adalah adanya praktek penebangan ilegal. Berdasarkan hasil citra Landsat tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan rusak, diantaranya seluas 59,62 juta hektar berada dalam kawasan hutan, penebangan hutan di Indonesia menjadi tidak terkendali, padahal departemen kehutanan telah menurunkan jatah tebang tahunan (jumlah yang boleh ditebang oleh pengusaha hutan).
Menurut laporan PT. Perhutani Unit II Jawa Timur, KPH Bojonegoro luas hutan produksi kayu jati tinggal 26.160 hektar, hutan jati yang sudah produktif 17.280 hektar. Kerugian yang dialami PT. Perhutani akibat pencurian kayu meningkat dari tahun ke tahun. Sebagaimana yang kita ketahuia pada masa lalu pengelolaan hutan kurang memperhatikan manaat dan lestari, kerakyatan, keadilan, kebersamaan, keterpaduan, dan keterbukaan. Pada masa itu pengelolaan hutan diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan memberikan konsesi kepada kelompok keonglomerat yang kemudian diharapkan dapat memberikan trickle down effect kepada seluruh masyarakat.
Hasil hutan dimanfaatkan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari diantaranya dapat digunakan sebagai bahan kerajinan yang berupa ukir-ukiran, mebel, dan lain sebagainya. Saat ini dalam skala kecil maupun besar, kawasan hutan masih mendapat tekanan dari kegiatan perambahan hutan, penebangan liar, dan pembakaran hutan yang masih juga terjadi. Desakan ekonomi, masyarakat yang belum paham, dan kerusakan yang mempunyai modal untuk merusak alam merupakan beberapa faktor pemicu kerusakan hutan dan kegiatan ilegal logging. Tekanan penduduk dan tekanan ekonomi yang semakin besar, mengakibatkan pengambilan hasil hutan semakin intensif (penebangan kayu). Penebangan hutan juga dilakukan untuk kepentingan yang lain, misalnya untuk mengubah menjadi ladang pertanian atau perkebunan. Akibat dari gangguan-gangguan tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan musim hutan. perubahan-perubahan tersebut lebih menekankan ke arah fungsi ekonomi dengan mengabaikkan fungsi sosial dan fungsi ekologis. Salah satu faktor input adalah kondisi Sumber Daya Manusia, yang dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikannya. Kualitas SDM menjadi salah satu faktor penentu daya saing daerah. Lebih dari separuh penduduk di Bojonegoro hanya mengenyam pendidikan setingkat SD mayoritas adalah petani.
Daerah yang menjadi sasaran utama para penjarah terdapat pada desa Babat Kidul, Desa Malangbong, desa Boro, desa Meranu di kecamatan Kedungadem. Daerah tersebut sudah sering dijarah oleh warga sekitar bahkan warga di luar desa tersebut. Dampak dari pembalakan liar ini sangat dirasakan warga masyarakat, warga yang tidak ikut menjarah menjadi terlibat, bahkan ada yang terbunuh saat mencari kayu rencek di hutan (kompas,2008).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti merumuskan beberapa masalah pokok, sebagai berikut :
1. Faktor apa saja yang menyebabkan warga sekitar hutan membalak secara liar?
2. Bagaimana dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di desa Bbat, Kec. Kedungadem,Bojonegoro?
3. Apakah jenis mata pencaharian masyarakat Desa Babat kecamatan Kedungadem, kabupaten Bojonegoro?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah di uraikan diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan warga sekitar hutan membalak secara memberikan liar
2. Untuk mengetahui dampak pembalakan liar hutan jati terhadap perekonomian masyarakat di desa Bbat, Kec. Kedungadem,Bojonegoro
3. Untuk mengetahui jenis mata pencaharian masyarakat Desa Babat kecamatan Kedungadem, kabupaten Bojonegoro?
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan pembanguna dan kesejahteraan masyarakat.
b. Manfaat praktis
Dapat di gunakan sebagai sumbungan bagi pemerintah kota Bojonegoro untuk mengatasi pembalakan liar hutan jati yang membabi buta di desa babadt kecamatan Kedungandem, kabupaten Bojonegoro.
E. Variabel Penelitian
Untuk mengetahui hal-hal yang menjadi fokus dalam penelitian, maka peneliti perlu mengungkapkan tentang ruang lingkup penelitian. Ruang lingkup penelitian ini merupakan penjabaran dari variabel yang di gunakan dalam penelitian. Penjabaran variabel penelitian secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Jenis Mata Pencaharian
Sebagian besar masyarakat bermata pencaharian sebagai petani
Masyarakat yang bekerja sebagai non petani, yang pada umumnya sebagai pegawai sangat kecil
2. Masyarakat petani
Buruh tani
Pengrajin kayu
Petani sawah
3. Pendidikan
SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
F. Definisi Operasional
1. Jenis Mata Pencaharian
Jenis pekerjaan atau kegiatan yang digeluti dan merupakan sumber penghasilan utama keluarga. Menurut badan pusat statistik jenis pekerjaan di bagi dalam 10 golongan yang terdiri atas 5 sektor lainya. Pembagian itu adalah ;
Sub sektor pertanian
1. Sub sektor pertanian tanaman pangan
2. Sub sektor perkebunan
3. Sub sektor perikanan
4. Sub sektor perikanan
5. Sub sektor pertanian lainnya
Sektor lainnya
6. Sekktor industri pengolahan
7. Sektor perdagangan
8. Sektor jasa
9. Sektor angkutan
10. Sektor lainnya
(BPS Surabay, Karakteristik Penduduk Indonesia, hasil sensus penduduk 2000, BPS Provinsi Jawa Timur)
2. Masyarakat petani
Masyarakat petani adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu, dengan melakukan usaha pengolahan tanah untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah, pohon, dan lain-lain), agar memperoleh hasil dari tanaman tersebu.t untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.
(sumber http://wikipedia.org/wiki/petani diakses 3 Maret 2010)
Buruh taniadalah
Pengrajin kayu
Petani sawah
Tingkat pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dalam mempersiapkan peserta didik melelui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan pendidikan di Indonesia. Dengan pendidikan di harapkan masyarakat dapt menjadi masyarakat yang berkualitas tinggi dan mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa.
cerpen
TIADA SAHABAT SEJATI UNTUK KU
Kemanakah langkah ini harus aku bawa, aku tidak tau kemana sahabatku yang selalu menemaniku entah dia telah mati atau hilang ditelan bumi, aku sendiri tidak tau kemana perginya aku tidak tau gimana jalan pikiranya karena aku sendiri terlalu pusing mikirin hal itu. aku yakin suatu saat aku akan temukan dia kembali dan mudah-mudahan dia cepat sadar akan kesalahannya karena semua yang terjadi akan ada hikmahnya. aku akan menunggu saat itu dimana aku bisa menemukannya suatu saat nanti.
“Hai ...ngapain ngalumun anak orang jangan di pikir ntar kamu tambah kurus lo…he..he..he..,canda Ahmad.”
”aku lagi sedih ?terlalu sakit hati ini, kata diriku.”
“kamu sakit kenapa perasaan kamu baik-baik aja trus kanapa, kamu g’terlihat sedih kok malah kamu kelihatan ceria banget lo, sambung Nila”
“Kamu tau g’akhir-akhir ini aku sangat sedih dimana aku selalu merasa sendiri, tiada orang yang perduli dengan diriku, kataku .“
“Sudah jangan sedih dunk itu merupakan hal yang biasa aku tau kamu telah ditinggal oleh sahabatmu, ego sahabatmu saat ini itu sangat tinggi jadi kamu jangan tanggapi negative sikapnya bersikaplah positif kepadanya, jika memang dia salah kamu ingatkan selagi kamu kuat, demi kebaikannya. Yakinlah semua ini ada hikmahnya, kata Ahmad.”
Aku pengen banget ngingetin dia tapi dia g’peduli lagi, setiap perkataanku seperti sampah, aku dianggap benda yang tidak bernyawa olehnya. Sungguh aku sangat sedih banget beda sekali dia ma sahabatku yang dulu, aku sebelumnya tidak pernah seperti ini, saat aku ingin mengingatkannya aku takut dianggap nyampuri prifasi orang. Padahal niatku baik, tetapi kesalahpahaman selalu ada pada dirinya hingga membuatku capek,”jawabku.”
“Sudahlah yang penting kamu dah berusaha untuk ngigetin dia, tunggulah dia, biarlah waktu yang menjawab, kamu jangan terlalu fokus dengan masalah ini karena itu akin mambawa kamu rugi, banyak waktumu yang terbuang sia-sia hanya untuk hal yang g’penting kayak gitu, sahut Ahmad yang berusaha nenangin hatiku.”
“Sekarang saatnya kamu memikirkan dirimu jangan terfokus ya, bias-bisa kamu akan hanyut pada masalah ini saja. Kamu harus mempunyai jiwa sabar dan fikiran yang jernih agar imanmu tidak goyah oleh apapun, dengarkan kata hatimu jika itu baik maka lakukanlah jika itu buruk maka jangan kamu lakukan.”tambah Nila.”
Aku seperti kayu yang rapuh dari luar kelihatan kuat namun didalam isinya telah keropos sehingga mudah patah, maka aku perlu tali-tali dan kain-kain yang dapat membalut kayu itu agar tak retak sedikitpun, kalianlah tali-tali dan kain-kain itu, jangan biarkan aku sendiri dan larut dalam hal yang sepele seperti ini, aku bukan anak yang cengeng, aku menangis karena terlalu berlebih untuk ku. Hanya kalian yang aku punya saat ini kalian yang mengerti diriku saat ini, karena dengan siapa lagi aku cerita sekarang ja aku sudah merasa kalau aku jauh dengan kalian, maafkan aku sahabat tapi ini yang aku rasakan saat ini dimana aku selalu sendiri dan kalian terlalu sibuk dengan urusan kalian, kalian memamang tak merasa seperti itu, tapi kalian ap pernah memperhatikan ku akhir-akhir ini kalian hanya dating disela-sela kebahagiaaanku tapi kalian tak pernah tau kesedihanku selama ini, tapi aku sadar juga kalau kalian sibuk banget hingga tak ingat lagi dengan temen kalian yang satu ini bahkan kalian sering membuatku kecewa tapi kalian tidak sadar tapi aku tau semua itu, aku sadar aku itu sapa, saudara bukan, keluarga juga bukan, melainkan orang lain yang hadir-hadir ditengah-tangah kalian. Maafkan aku sahabat aku terlalu mendramatisir urusan ini tapi apa aku bisa menjadi kayu yang utuh seperti dulu, kalianlah yang membuat aku semangat dalam hal apapun meski aku baru kenal kalian namun aku tau sikap solidaritas kalian sangatlah tinggi kepadaku. Aku bangga punya sahabat seperti kalian karena aku yakin kalian akan selalu mendukung aku disaat aku kehilangan sahabatku, terima kasih sahabatku.
“hai friend dalam persahabatan itu tidak ada kata trima kasih karena kita semua adalah saudara yang akan selalu mengisi hari-harimu, ujar Ahmad.”
“iya cari satu sahabat itu sulit banget, tapi jika kita mau mencari seribu musuh pasti kita akan mendapatkan dengan mudah. Apalah arti sebuah persahabatan selama ini? Seandainya kita punya temen baru dan meninggalkan teman yang dah lama kita miliki, meskipun demikian kamu tidak usah sedih aku yakin kamu adalah sahabat yang terbaik yang pernah aku miliki sekarang, nasib kamu sekarang tuh sama dengan diriku yang dulu sabarlah, ujar Nila.”
“ayo bangkitlah kawan karena aku yakin kamu bias. Laa tahzjan innallahama’ana, mulailah dari awal n percaya kali ini kamu bias hadapi masalah ini jangan terlalu capek dengan masalah ini, carilah inspirasi baru dalam hidupmu dan jangan terlalu pusing. Banyak tips dalam membangun semangat dalam diri:1).belajar menerima apa adanya kenyataan yang ada pada diri kita, 2). Jangan kagum padaorang lain karena kita mampu berbuat seperti itutetapi kita aja yang tidak mau mencobanya, 3). Jangan menyerah pada usaha walau gagal tapi usaha itu bermanfaat untuk orang lain, kata Ahmad.”
“chie…chiee kok dewasa banget sih dirimu, tapi sekarang aku tuh merasa ada sesuartu yang hilang pada diriku, tapi suatu saat sesuatu itu akan kembali padaku hanya waktu yang dapat menjawab, kataku.”
“makanya jadi orang tu jangan lugu-lugu banget udahlah positive tinking ja, jawab Ahmad dan Nila secara kompak.”
“ aku tuh sekarang ini g’bisa control emosi aku kata-kataku menyakiti orang lain bgt n hal itu tidak aku sadari n banyak orang yang salah paham dengan semu sikap ini, ampe banyak orang yang sentiment, kataku.“
“ ya udahlah jangan pusing. Ya hati-hati aja ntar pasti hati mereka akan cair lagi seiring berjalannya waktu. Kamu sekarang bukan seperti saat SMA yang semuanya bias diutarakan. Ya ini merupakan proses kematangan jiwa seseorang dalam usia yang bertambah.
OLEH : SITINURWATIN
JURUSAN : PENDIDIKAN GEOGRAFI
HP : 085646170961
Kemanakah langkah ini harus aku bawa, aku tidak tau kemana sahabatku yang selalu menemaniku entah dia telah mati atau hilang ditelan bumi, aku sendiri tidak tau kemana perginya aku tidak tau gimana jalan pikiranya karena aku sendiri terlalu pusing mikirin hal itu. aku yakin suatu saat aku akan temukan dia kembali dan mudah-mudahan dia cepat sadar akan kesalahannya karena semua yang terjadi akan ada hikmahnya. aku akan menunggu saat itu dimana aku bisa menemukannya suatu saat nanti.
“Hai ...ngapain ngalumun anak orang jangan di pikir ntar kamu tambah kurus lo…he..he..he..,canda Ahmad.”
”aku lagi sedih ?terlalu sakit hati ini, kata diriku.”
“kamu sakit kenapa perasaan kamu baik-baik aja trus kanapa, kamu g’terlihat sedih kok malah kamu kelihatan ceria banget lo, sambung Nila”
“Kamu tau g’akhir-akhir ini aku sangat sedih dimana aku selalu merasa sendiri, tiada orang yang perduli dengan diriku, kataku .“
“Sudah jangan sedih dunk itu merupakan hal yang biasa aku tau kamu telah ditinggal oleh sahabatmu, ego sahabatmu saat ini itu sangat tinggi jadi kamu jangan tanggapi negative sikapnya bersikaplah positif kepadanya, jika memang dia salah kamu ingatkan selagi kamu kuat, demi kebaikannya. Yakinlah semua ini ada hikmahnya, kata Ahmad.”
Aku pengen banget ngingetin dia tapi dia g’peduli lagi, setiap perkataanku seperti sampah, aku dianggap benda yang tidak bernyawa olehnya. Sungguh aku sangat sedih banget beda sekali dia ma sahabatku yang dulu, aku sebelumnya tidak pernah seperti ini, saat aku ingin mengingatkannya aku takut dianggap nyampuri prifasi orang. Padahal niatku baik, tetapi kesalahpahaman selalu ada pada dirinya hingga membuatku capek,”jawabku.”
“Sudahlah yang penting kamu dah berusaha untuk ngigetin dia, tunggulah dia, biarlah waktu yang menjawab, kamu jangan terlalu fokus dengan masalah ini karena itu akin mambawa kamu rugi, banyak waktumu yang terbuang sia-sia hanya untuk hal yang g’penting kayak gitu, sahut Ahmad yang berusaha nenangin hatiku.”
“Sekarang saatnya kamu memikirkan dirimu jangan terfokus ya, bias-bisa kamu akan hanyut pada masalah ini saja. Kamu harus mempunyai jiwa sabar dan fikiran yang jernih agar imanmu tidak goyah oleh apapun, dengarkan kata hatimu jika itu baik maka lakukanlah jika itu buruk maka jangan kamu lakukan.”tambah Nila.”
Aku seperti kayu yang rapuh dari luar kelihatan kuat namun didalam isinya telah keropos sehingga mudah patah, maka aku perlu tali-tali dan kain-kain yang dapat membalut kayu itu agar tak retak sedikitpun, kalianlah tali-tali dan kain-kain itu, jangan biarkan aku sendiri dan larut dalam hal yang sepele seperti ini, aku bukan anak yang cengeng, aku menangis karena terlalu berlebih untuk ku. Hanya kalian yang aku punya saat ini kalian yang mengerti diriku saat ini, karena dengan siapa lagi aku cerita sekarang ja aku sudah merasa kalau aku jauh dengan kalian, maafkan aku sahabat tapi ini yang aku rasakan saat ini dimana aku selalu sendiri dan kalian terlalu sibuk dengan urusan kalian, kalian memamang tak merasa seperti itu, tapi kalian ap pernah memperhatikan ku akhir-akhir ini kalian hanya dating disela-sela kebahagiaaanku tapi kalian tak pernah tau kesedihanku selama ini, tapi aku sadar juga kalau kalian sibuk banget hingga tak ingat lagi dengan temen kalian yang satu ini bahkan kalian sering membuatku kecewa tapi kalian tidak sadar tapi aku tau semua itu, aku sadar aku itu sapa, saudara bukan, keluarga juga bukan, melainkan orang lain yang hadir-hadir ditengah-tangah kalian. Maafkan aku sahabat aku terlalu mendramatisir urusan ini tapi apa aku bisa menjadi kayu yang utuh seperti dulu, kalianlah yang membuat aku semangat dalam hal apapun meski aku baru kenal kalian namun aku tau sikap solidaritas kalian sangatlah tinggi kepadaku. Aku bangga punya sahabat seperti kalian karena aku yakin kalian akan selalu mendukung aku disaat aku kehilangan sahabatku, terima kasih sahabatku.
“hai friend dalam persahabatan itu tidak ada kata trima kasih karena kita semua adalah saudara yang akan selalu mengisi hari-harimu, ujar Ahmad.”
“iya cari satu sahabat itu sulit banget, tapi jika kita mau mencari seribu musuh pasti kita akan mendapatkan dengan mudah. Apalah arti sebuah persahabatan selama ini? Seandainya kita punya temen baru dan meninggalkan teman yang dah lama kita miliki, meskipun demikian kamu tidak usah sedih aku yakin kamu adalah sahabat yang terbaik yang pernah aku miliki sekarang, nasib kamu sekarang tuh sama dengan diriku yang dulu sabarlah, ujar Nila.”
“ayo bangkitlah kawan karena aku yakin kamu bias. Laa tahzjan innallahama’ana, mulailah dari awal n percaya kali ini kamu bias hadapi masalah ini jangan terlalu capek dengan masalah ini, carilah inspirasi baru dalam hidupmu dan jangan terlalu pusing. Banyak tips dalam membangun semangat dalam diri:1).belajar menerima apa adanya kenyataan yang ada pada diri kita, 2). Jangan kagum padaorang lain karena kita mampu berbuat seperti itutetapi kita aja yang tidak mau mencobanya, 3). Jangan menyerah pada usaha walau gagal tapi usaha itu bermanfaat untuk orang lain, kata Ahmad.”
“chie…chiee kok dewasa banget sih dirimu, tapi sekarang aku tuh merasa ada sesuartu yang hilang pada diriku, tapi suatu saat sesuatu itu akan kembali padaku hanya waktu yang dapat menjawab, kataku.”
“makanya jadi orang tu jangan lugu-lugu banget udahlah positive tinking ja, jawab Ahmad dan Nila secara kompak.”
“ aku tuh sekarang ini g’bisa control emosi aku kata-kataku menyakiti orang lain bgt n hal itu tidak aku sadari n banyak orang yang salah paham dengan semu sikap ini, ampe banyak orang yang sentiment, kataku.“
“ ya udahlah jangan pusing. Ya hati-hati aja ntar pasti hati mereka akan cair lagi seiring berjalannya waktu. Kamu sekarang bukan seperti saat SMA yang semuanya bias diutarakan. Ya ini merupakan proses kematangan jiwa seseorang dalam usia yang bertambah.
OLEH : SITINURWATIN
JURUSAN : PENDIDIKAN GEOGRAFI
HP : 085646170961
Langganan:
Postingan (Atom)